Jumat, 16 Desember 2011

Perilaku Assertive




A.    Mengenal dan Memahami Perilaku Assertive
Assertive Communication adalah komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri dan orang lain. Komunikasi assertive tidak menaruh perhatian hanya pada hasil akhir tapi juga hubungan perasaan antar manusia.
Ciri-ciri assertive communication adalah:
  • Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain
  • Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami
  • Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain
  • Mencari solusi bersama dan keputusan
  • Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik
  • Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati
  • Mempertahankan hak diri.
Perilaku assertive memiliki manfaat:
  • Meningkatkan self esteem dan percaya diri dalam mengekspresikan diri sendiri
  • Dapat bernegosiasi lebih produktif dengan orang lain
  • Dapat merubah situasi kerja yang negatif menjadi positif
  • Meningkatkan hubungan antar manusia pada pekerjaan dan mengurangi kesalahpahaman
  • Meningkatkan pengembangan diri dan kepuasan diri pada pekerjaan/karir sesuai dengan kebutuhan, gaya dan kemampuan
  • Mampu membuat keputusan dan lebih mempunyai peluang mendapatkan apa yang dicari dalam hidup
Hambatan yang didapat saat mencoba untuk assertive:
  • Tindakan dan cara berpikir negatif yg membatasi peluang Anda
  • Conflict – Takut menghadapi konflik sehingga menghindari tanggapan assertif dalam situasi yang menentukan
  • Keterampilan komunikasi – Ketidakmampuan menanggapi berbagai situasi mengakibatkan emosi, pikirkan dan kecemasan yang negatif
  • Race, tradition, education sewaktu kita masih anak-anak
Unsur-unsur dalam komunikasi assertive:
  1. Terbuka dan jelas – upayakan kamu mengkomunikasikan secara jelas dan spesifik.
  2. Langsung – Berbicara langsung dengan orangnya, jangan membawa masalah ke orang lain yang tidak berhubungan.
  3. Jujur – agar orang percaya kepada kamu
  4. Tepat dalam bersikap, pastikan memperhitungkan nilai social dalam berbicara.
  5. Tanyakan umpan balik. Menanyakan umpan balik menjadi bukti bahwa kamu lebih mengutarakan pendapat daripada perintah.
Menjadi Assertive
Langkah 1
Jadilah pendengar aktif, dan pastikan kamu menunjukan kepada mereka kalau kamu mendengarkan dan paham (misalnya dengan membuat kontak mata). Jangan memanfaatkan waktu mendengar untuk mempersiapkan serangan balik.
Langkah 2
Katakanlah apa yang sedang kamu pikirkan dan rasakan. Jangan terlalu memaksa ataupun terlalu meminta maaf. Nada suara jangan monoton agar orang lain mudah mengikuti-mu dan tidak merasa terganggu atau bosan.
Langkah 3
Katakanlah apa yang kamu harapkan. Upayakan untuk berani mengatakan ya dan tidak saat kita inginkan, berani membuat sebuah permintaan, dan mengkomunikasi perasaan kita dengan cara terbuka dan langsung.
Saat membuat pernyataan (langkah 2 dan langkah 3), pastikan:
  1. Menggunakan pernyataan saya (statement) dan bukan Anda atau orang lain
  2. Spesifik dan jangan umum
  3. Mengekspresikan perasaan dan opini Anda (bertanggung jawab)
  4. Tidak menilai orang lain saat tidak diperlukan (menilai bukan untuk tujuan konstruktif)
  5. Tidak memperluas / membesar-besarkan masalah

B.     Memahami Cara Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak - pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi.
Berikut ini, adalah keterampilan -keterampilan dasar dalam bernegosiasi:
  1. Ketajaman pikiran / kelihaian
  2. Sabar
  3. Kemampuan beradaptasi
  4. Daya tahan
  5. Kemampuan bersosialisasi
  6. Konsentrasi
  7. Kemampuan berartikulasi
  8. Memiliki selera humor
Taktik - taktik umum digunakan
Taktik memiliki beberapa tujuan. Taktik akan membantu untuk melihat permasalahan sebenarnya yang sedang diperdebatkan di meja perundingan. Dan, dapat membantu untuk melihat dan melindungi diri dari kebohongona negosiator. Berikut ini, sembilan strategi negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari :
  • Mengeryit ( The Wince )
Taktik ini dikenal juga dengan istilah Terkejut ( Flinch ) merupakan reaksi negatif terhadap tawaran seseorang. Dengan kata lain, bertindak terkejut saat negosiasi yang diadakan pihak negosiator berjalan dengan keinginan pihak lain.
  • Berdiam ( The Silence )
Jika Anda tidak menyukai apa kata seseorang, atau jika Anda baru saja membuat tawaran dan Anda sedang menunggu jawaban, diam bisa menjadi pilihan terbaik Anda. Kebanyakan orang tidak bisa bertahan dalam kesunyian panjang ( " Dead Air Time" ). Mereka menjadi tidak nyaman jika tidak ada percakapan untuk mengisi kekosongan antara Anda dan pihak lain. Biasanya, pihak lain akan merespon dengan konsesi atau memberikan kelonggaran.
  • Ikan Haring Merah ( Red Herring )
Istilah ini diambil dari kompetisi tua di Inggris, Berburu Rubah ( Fox Hunting Competition ). Dalam kompetisi ini, tim lawan akan menyeret dan membaui jejak rubah ke arah lain dengan ikan. Sehingga, anjing lawan akan terkecoh dan kehilangan jejak. Sama halnya saat negosiator membawa "ikan amis" atau isu lain ke meja perundingan untuk mengalihkan perhatian dari isu utama bahasan.
  • Kelakuan Menghina ( Outrageous Behaviour )
Segala bentuk perilaku - biasanya dianggap kurang bermoral dan tidak dapat diterima oleh lingkungan- dengan tujuan memaksa pihak lain untuk setuju. Tujuan dari taktik ini adalah untuk menggertak orang - orang yang terlibat dalam negosiasi.
  • Yang Tertulis ( The Written Word )
Adalah persyaratan ditulis dalam perjanjian yang tidak dapat diganggu gugat. Perjanjian, sewa guna usaha ( leasing ), atau harga di atas pahatan batu dan sekarang di kertas ( uang ) adalah contoh - contoh Yang Tertulis.


  • Pertukaran ( The Trade-off )
Taktik ini digunakan untuk tawar - menawar. Pertukaran hanya menawarkan konsesi, sampai semua pihak setuju dengan syarat - syarat. Sebenarnya, taktik ini dipakai untuk kompromi.
  • Ultimatum ( The Ultimatum )
Penggunaan ultimatum kadang-kadang ( seldom ) efektif sebagai taktik pembuka dalam negosiasi. Namun, suatu saat dalam sebuah negosiasi yang panjang saat Anda merasa Anda perlu menggunakan taktik ini.
  • Berjalan Keluar ( Walking Out )
Pada beberapa situasi, berjalan keluar dapat digunakan sebagai strategi untuk memberikan tekanan pada pihak lain.
  • Kemampuan untuk Mengatakan "Tidak" ( The Ability to Say "No" )
Sebuah taktik memegang peran sangat penting dalam segala macam strategi negosiasi dan cara menyampaikannya secara tepat. Pertama dan paling dasar untuk mempelajari taktik ini adalah bahwa apa pun bila mengatakan 'tidak' secara langsung, diterjemahkan oleh pihak lain sebagai 'ya'.

C.     Memahami Cara Menulis Efektif

Apakah anda suka atau tidak, kemampuan anda untuk bertukar pikiran, menyatukan ide, menyampaikan visi, tergantung pada kemampuan anda menulis secara efektif. Berikut ini 10 tips yang dapat membantu anda menambah gaya dan isi dalam menulis, yaitu :
1. Buang bagian yang membosankan.
2. Hilangkan kata-kata yang tidak penting.
3. Tulis dengan sungguh-sungguh.
4. Katakan dengan gambar.
5. Usahakan sederhana.
6. Lakukan dengan penuh cinta.
7. Belajar untuk berkembang dalam kritik.
8. Menulis setiap saat.
9. Tulis tentang apa yang anda tahu atau sesuatu yang anda ingin tahu.
10. Tetap unik dan tidak bisa diprediksi.
Tidak ada yang menangkal bahwa menulis adalah sesuatu yang penting,
sebab tulisan dapat mengungkapkan pesan menulis, dan mengekspose
pikiran-pikiran serta gagasan-gagasannya. Keterampilan menulis mutlak
diperlukan untuk menulis khutbah, diktat, rekomendasi, bulletin,
pamflet, koran, dan majalah.

Karya tulis yang efektif harus berdasar pada kaidah-kaidah sehingga
tampil dalam format yang efektif. Kaidah-kaidah itu antara lain:
 
1. Lengkap

2. Simpel. 

Kesuksesan penyampaian pesan terletak pada pemilihan jalan
terpendek yang untuk bisa mencapai tujuan. Simpel disini maksudnya
adalah suatu format antara singkat dan panjang. Jika suatu format
terlalu singkat, maka akan terasa kurang, sedangkan jika terlalu
panjang, maka akan menjemukan. Sebaiknya, penulis selalu konsisten pada
hal-hal dibawah ini:

a. Menghilangkan kalimat-kalimat yang tidak penting.
b. Menghilangkan kalimat-kalimat yang terulang-terulang.
c. Menghindarkan pembahasan yang melebar.
d. Menghindari kalimat yang didramatisasi secara berlebihan.
e. Menghindari kalimat yang samara tau sulit dipahami.
f. Menghindari pengantar atau pendahuluan yang terlalu panjang.

3. Akurat. 

Akurat dalam arti, tulisan itu konkrit dan tidak
berputar-putar pada kata-kata atau topik-topik yang umum. Ciri-ciri
tulisan yang akurat yaitu:
a. Ada penjelasan tentang istilah-istilah dan paham-paham.
b. Akurat dalam menerjemahkan kutipan dari bahasa asing.
c. Akurat dalam menyebut nama.
d. Akurat dalam menyebut tanggal dan angka.
e. Membedakan dengan jelas antara kalimat kutipan dengan kalimat penulis
dengan mencantumkan tanda petik.
f. Akurat dalam mengutip ayat, menyebutkan sumber hadits, dan pemilik
suatu pendapat secara tepat.

4. Objektif. 
Penulis harus membedakan antara pendapat dan fakta

5.Jelas. Jelas disini ada dua macam, yakni jelas redaksional dan jelas
isinya.

a. Jelas redaksional, artinya susunan bahasanya sederhana dan tidak
berbelit-belit. Hal-hal yang dapat membantu kejelasan redaksional:
- Konsisten terhadap kaidah gramatika (tata bahasa).
- Konsisten terhadap kaidah penulisan huruf.
- Konsisten terhadap kaidah penggunaan tanda baca.

b. Kejelasan isi, maksudnya adalah sebuah topik tidak mungkin dijelaskan
dengan baik, kecuali apabila topik tersebut sudak dipahami dengan baik
dan benar, sebab orang yang tidak memahami suatu masalah tidak mungkin
bisa mengungkapkannya dengan jelas dan benar

Kejelasan karya tulis ditentukan oleh hal-hal berikut ini:
a. Kosakata
- Menghindari penggunaan kosakata yang memiliki lebih dari satu makna
(homonim).
- Menghindari kosakata yang sulit.
- Menghindari kosakata yang asing bagi pembaca.
- Menghindari penggunaan kosakata yang memiliki kesamaan makan secara
berlebihan.
- Boleh menggunakan kosakata yang popular seperti strategi, demokrasi, dll.

b. benar menurut kaidah tata bahasa.
- Tidak mengulangi kata kecuali terpaksa.
- Kata-kata yang ada dalam satu kalimat harus saling terkait secara
harmonis.
- Simpel tapi lengkap.
- Menggunakan susunan kalimat aktif dan bukan pasif, sebab ungkapan
langsung lebih baik daripada ungkapan tidak langsung.
- Sebaiknya, setiap kalimat hanya memuat satu gagasan saja secara lengkap.

c. Paragraf
Kumpulan dari kalimat membentuk paragraf. Kumpulan paragraf akan
membentuk artikel atau topik.
6. Relevan.
Maksudnya, topik yang kita angkat harus relevan dengan  kepentingan pembaca.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda